Kamis, 03 Februari 2011

MAKNA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK (CHUNJIE)

           Hari Raya Semi (春 节/Chunjie, yaitu Tahun Baru Imlek) adalah hari raya terbesar Bangsa Tiongkok, Mengapa Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal 1 Chia Gwee (bulan pertama kalender Imlek)?
Rakyat Tiongkok menetapkan waktu musim dingin hampir berakhir dan musim semi akan tiba adalah sebagai awal tahun yang baru, asal-usulnya bisa dikilas balik pada “sembayang musim dingin” (腊 祭 / laji) pada zaman dahulu.
Awalnya sembahyang musim dingin adalah tradisi sembahyang akhir tahun menyembah dewa “bersyukur menikmati segala hasil” pada zaman “Shennong Shi” (ahli pertanian tersohor), intinya adalah bersyukur kepada dewa-dewa atas anugerah yang diterima pada tahun ini dan untuk memohon agar tahun depan cuaca baik dengan hujan yang cukup, tanaman panen raya, bersamaan dengan kegiatan itu diadakan sembahyang untuk menghalau penyakit dan musibah.
Tradisi tahun baru mulai muncul pada dinasti Qin (秦 朝), Kitab Syair Bulan 7 (《 诗 经 七 月 》) mencatat tradisi perayaan penggantian tahun lama dengan tahun baru pada dinasti Zhou Barat (西 周). Musim dingin tiba, orang-orang kembali ke rumah, menutup jendela yang menghadap ke utara, menyalakan api di dalam ruangan, membuat asap dengan maksud mengusir tikus, bersiap-siap merayakan tahun baru. Sesudah panen raya, orang-orang membuat arak untuk merayakannya, dan sekaligus  memberikannya kepada orang tua, sebagai tanda hormat dan bakti. Mereka juga mempersembahkan arak dan kambing muda kepada dewa-dewa, bersyukur atas perlindungan dan anugerahnya dalam satu tahun ini.
Setelah diberlakukan Kalender Awal (《 太 初 历 》), perkalenderan dipersatukan, mantap dalam jangka waktu panjang, oleh karena itu tanggal 1 bulan 1 ditetapkan sebagai awal tahun baru. Dengan begitu,yang tadinya masing-masing daerah menggunakan hari yang berbeda-beda, pada akhir musim dingin awal musim semi dilakukan sembahyang, guna bersyukur kepada dewa-dewa, hingga berangsur-angsur diseragamkan,dan semuanya menggunakan hari yang sama yaitu tanggal 1 bulan 1. Seiring dengan perkembangan masyarakat, dari dinasti Han sampai zaman Selatan-Utara, perayaan tahun baru pada tanggal 1 bulan 1 dirayakan makin semarak.

PETASAN & KEMBANG API
Memasang petasan, mengganti poster, minum arak tusu, bergadang menunggu datangnya tahun baru, pameran lampion dan lain-lain kegiatan sudah mulai ada, waktu perayaannya juga semakin diperpanjang, hingga hari raya ini menjadi yang terbesar di negeri Tiongkok.
Perayaan tahun baru telah melalui perkembangan yang sangat luas, unsur tatakrama dan unsur silaturahmi makin meningkat. Orang-orang saling berkunjung, para pejabat saling memberi kartu nama atau datang mempersembahkan selamat tahun baru; rakyat jelata juga tidak ketinggalan “memberi dan membalas”, memberi hadiah, saling mengucapkan selamat. Di samping itu, unsur rekreasi atau hiburan juga menguat, pada masa tahun baru, barongsai, naga, sandiwara, dongeng, jejangkungan, karnaval kereta berhias dan lain-lain kegiatan beraneka ragam, ramai sekali.
Menurut tradisi di Tiongkok, secara makro, Tahun Baru Imlek yaitu Chunjie (春 节 = Hari Raya Semi) dimulai pada tanggal 8 bulan 12 mempersembahkan hewan hasil buruan atau tanggal 23 bulan 12 menyembah dewa dapur, terus sampai tanggal 15 bulan 1 pesta cap go me yaitu Yuanxiao (元 宵); namun secara mikro hanya tanggal 1 bulan 1 satu hari. Dalam kurun waktu ini, kegiatannya banyak sekali, hampir semua tradisi kandungan kepribadian bangsanya tinggi sekali.
Pagi hari tanggal 1 bulan 1, orang-orang begitu bertemu, pada membungkukkan diri dengan kedua tangan bersilang di dada mengucapkan selamat tahun baru, ini sangat penting dalam merayakan Tahun Baru Imlek.
Pada zaman dahulu, orang semiskin apapun, harus berusaha habis-habisan supaya bisa mengenakan baju baru pada hari Chunjie, dengan harapan sepanjang tahun yang baru sekeluarga akan hidup bahagia, aman sentosa, hasil tanaman berlimpah-ruah, tidak kekurangan suatu apapun.
Sepanjang sejarah Tiongkok sekian ribu tahun, adat dan tradisi pesta tahun baru turun temurun di tanah air, telah menyusup ke dalam kehidupan setiap orang, juga telah membentuk roh anak cucu bangsa Tiongkok. Bertahun baru Imlek, pulang kampung berkumpul dengan keluarga, menyembah leluhur, bersilaturahmi, sudah menjadi kebiasaan umum milik anak cucu bangsa Tiongkok.
Sa cap me (年 三 十 / nian sanshi) adalah hari terakhir pada tahun lama, merupakan titik batas waktu untuk meninggalkan yang lama dan menyambut yang baru. Pada malam itu semua lampu dinyalakan terang benderang, seluruh keluarga berkumpul berbincang-bincang, tidak tidur semalaman.
“Satu tahun berlalu dalam letusan petasan”, setiap malam tahun baru, tidak peduli di kota atau di desa, der! dor! der! ledakan petasan sahut-menyahut di sana-sini, menopang suasana hari raya menjadi ramai luar biasa. Apa lagi pada saat penggantian lama dan baru, ledakan petasan lebih-lebih memekakkan telinga, menggoncangkan bumi dan langit. Sulit dibayangkan: tahun baru tanpa petasan, seperti apa jadinya?
Pada awalnya, petasan, fu (kertas bertuliskan mantra) dan pasangan kalimat musim semi diperuntukkan mengusir setan, iblis dan roh jahat.
Berkembangnya petasan berhubungan erat dengan diciptakannya mesiu. Konon pada awal zaman Tang (唐 朝), bencana alam terjadi di beberapa daerah, wabah penyakit timbul dimana-mana.
Ketika itu ada seorang pemuda yang bernama Li Tian (李 田), mengisi bambu kecil dengan campuran bubuk arang dengan batu nitrat, lalu diledakkan, dengan asap yang dihasilkan mengusir hawa racun, mengurangi penyebaran wabah penyakit. Inilah cikal-bakal petasan. Kemudian orang-orang menggunakan kertas membuat tabung menggantikan bambu, bahan ledaknya ditambah belerang, bahkan dirangkai dengan tali rami, menjadi serenteng-serenteng, disebut petasan berenteng, karena ledakannya mirip dengan bunyi cambuk, juga disebut petasan cambuk.
Petasan dan kembang api dipasang pada hari raya, sungguh bagaikan sulaman bunga pada kain sutera, warna ungu warna merah semuanya indah sekali, hari raya terasa lebih meriah, lebih berwarna.
Petasan sudah menjadi lambang tahun baru, sudah menjadi sesuatu yang harus ada pada perayaan tahun baru.

UANG TAHUN BARU
Uang tahun baru juga disebut “uang gadai tahun”, “uang usir setan”, “uang kemenangan” dan lain-lain. Asalnya, uang tahun baru itu untuk mengalahkan dan mengusir roh jahat, menolong sang anak bertahun baru dengan selamat, karena umum percaya bahwa roh anak belum sempurna, mudah diganggu iblis, jadi dijaga dengan uang tahun baru.
Pada zaman dahulu, kira-kira pada zaman Wei Jin (魏 晋), sudah ada kebiasaan memberi anak uang tahun baru. Pada waktu itu orang beranggapan bahwa uang tahun baru berfungsi “menang” dalam logika ilmu hitam, maka dibuatlah uang kemenangan yang bentuknya mirip dengan uang perunggu, tetapi ada tulisan mantra dan gambar bertuah, digunakan untuk mengalahkan iblis
Memberikan uang tahun baru, biasa-biasa saja. Dari dahulu sampai sekarang, banyak juga yang memberikan “benda tahun baru” atau “pesan tahun baru”. Sebetulnya kalau pada hari tahun baru para orang tua memberi anaknya “benda tahun baru” yang dapat mendorong dan membimbing mereka, akan jauh lebih berarti, lebih dapat mengungkap kasih saying. Memprakarsai hadiah tahun baru tanpa uang, tapi hanya memberikan benda atau pesan tahun baru adalah kebiasaan umum yang patut dihargai.
DEWA PINTU DAN PASANGAN KALIMAT MUSIM SEMI
Musim semi baru mulai, hal yang pertama ialah menempelkan gambar dewa pintu dan pasangan kalimat musim semi. Setiap tanggal 30 (kadang-kadang 29) bulan 12, semua orang ramai-ramai membeli pasangan kalimat musim semi, yang punya minat bahkan membuatnya sendiri, semua pintu, luar dalam, dihias baru.
Menurut legenda, dewa pintu adalah Shennai (神 萘) dan Yulei (郁 垒) yang dapat menangkap setan.
Pasangan kalimat musim semi adalah hasil perkembangan gambar pada kayu persik yang disebut taofu. Awalnya orang menggambar wajah Shennai dan Yulei pada papan persik, lalu digantung pada kedua bilah pintu, kemudian, gambar digantikan tulisan, tiap papan hanya dua huruf, disebut mata pintu. Karena merasa kurang puas dengan terbatasnya huruf, ditambahkan dua bilah papan persik (kemudian diganti dengan kertas) yang lebih panjang di samping kedua mata pintu, ditulislah huruf yang lebih banyak, itulah pasangan kalimat yang dapat mencerminkan aspirasi penghuni rumah.
GAMBAR TAHUN BARU
Akhir tahun awal musim semi, segalanya berganti baru. Gambar tahun baru dan pasangan kalimat musim semi yang warna warni dan menyala semarak, begitu ditempelkan, langsung merasa semua dinding bercahaya, penuh dengan suasana hari raya.
Gambar tahun baru adalah hasil berkembangnya gambar dewa pintu, merupakan suatu bentuk yang digemari masyarakat dalam seni rupa. Oleh karena kebanyakan gambar tahun baru adalah hasil karya seniman rakyat, gambarnya sendiri sudah merupakan bagian dari rakyat, paling bisa mencerminkan suara hati dan aspirasi rakyat pekerja. Hampir semua gambar tahun baru mengandung semacam bahkan beberapa macam makna bertuah, dan gampang dimengerti dan memberi rasa puas. Misalnya gambar seorang anak gemuk sehat ganteng, kalau memeluk ikan mas besar, itu maknanya punya anak seperti itu dan banyak rejeki.
MENEMPEL “福” (FU) Jungkir Balik
Malam tahun baru, menempel huruf “福” (FU atau HOK, yang artinya rejeki atau berkat) dan menempel gambar tahun baru dilakukan bersamaan. Di dinding ruang tengah, ruang dalam, di pintu dan jendela, ditempeli yang ditulis di kertas merah, tanda “menyambut musim semi menerima berkat”. Menempel huruf FU adalah pengharapan baik dalam tahun yang baru, dan aspirasi akan hidup yang berbahagia.
Lalu, apakah FU itu? bukan hanya “bahagia” yang biasa kita ucapkan. Dalam kitab kuno, FU diartikan banyak, misalnya “dilindungi, tenang, sukacita, bertuah” dan lain-lain. Singkat kata, FU itu “kaya mulia, panjang umur” dan “bertuah sesuai keinginan hati”.
berarti bahagia, menempelkannya waktu tahun baru, adalah ungkapan mengidamkan hidup bahagia, serta mohon hidup indah pada tahun yang baru. Untuk lebih menonjolkan idaman dan permohonan itu, orang-orang tanpa tedeng aling-aling menempelkan jungkir balik, maksudnya sudah tiba, karena tiba () dan jungkir balik () lafalnya sama: dao.

MAKANAN TRADISIONAL IMLEK
Makanan dan minuman Chunjie (春 节) atau Tahun Baru Imlek banyak macamnya. Tradisi selatan dan utara berbeda. Di utara banyak yang meminati pangsit, sedang di selatan onde-onde dan kue tahun baru atau kue keranjang.
Tanggal 1 bulan 1, kegiatan perayaan tahun baru mencapai puncaknya. Pagi-pagi sekali, kebanyakan orang makan pangsit, merasa bentuknya seperti uang perak, lambang memanggil harta mendatangkan jimat; juga ada yang makan “mie daging cincang” (臊 子 面), mie-nya harus panjang tidak putus-putus, melambangkan panjang umur, maka juga disebut mie panjang umur; ada yang memasak mi dengan pangsitnya sekaligus, disebut “benang perak menggantung labu” atau “benang mas merangkai uang perak”.
Ditinjau dari bentuknya, kue tahun baru ada yang persegi, namanya “kue kepala persegi”, ada yang mirip uang perak, namanya “kue uang perak”, ada yang bentuknya panjang, khusus untuk diberikan kepada pembantu, namanya “kue kepala panjang” dan lain-lain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar