Rabu, 23 Februari 2011

Sembahyang Zhong Yuan, Tanggal Imlek 15 bulan 7


Zhong Yuang disebut sembahyang tanggal 15 bulan 7, juga dinamakan hari Yu Lan Pen yakni bersama-sama sembahyang di kuburan (Qing Ming) dan sembahyang tanggal 15 bulan 10 (Xia Yuan) dikenal sebagai 3 hari setan yang besar, yakni hari besar tahunan di seluruh negeri.

Asal usul sembahyang tanggal 15 bulan 7 dan Tradisinya.

Asal usulnya sembahyang tanggal 15 bulan 7 ini, terdapat beberapa cara ada versi Buddha dan Taoisme. Dalam catatan sejarah, sejak zaman Dinasti We Qi Nan Bei Cao sudah menjadi suatu budaya. Pada tanggal 15 bulan 7 para Biksu harus membuat sebuah keranjang makanan untuk dipersembahkan ke seluruh Vihara. Menurut Yu Lan Pen Jing dalam ajaran Buddha harus membuat 7 turunan pahala untuk menyembah roh-roh yang kesepian dan setan-setan liar.

Dalam kitab Yu Lan Pen Jing mengatakan, seorang Buddha bernama Mu Lian melihat ibunya yang sudah meninggal, hidup bersama sekelompok setan lapar, maka ia menggunakan mengkok berisikan nasi untuk menyuapi ibunya. Tetapi sebelum nasi masuk ke mulut ibunya, sudah berubah menjadi arang, akhirnya ibunya tidak dapat makan.

Melihat kejadian itu Mu Lian sangat terkejut, buru-buru dia melaporkannya kepada Sang Buddha. Menurut Sang Buddha, dosa ibunya berat, Jika Mu Lian melakukannya sendiri tidak dapat menolongnya, harus bersama beberapa orang Biksu, dengan cara pada tanggal 15 bulan 7 menyediakan 5 macam makanan dan ratusan buah-buahan untuk menyembah. Dan Sang Buddha memerintahkan para Biksu memberikan doa bagi 7 turunan ayah dan ibu. Dengan demikian baru bisa makan, sehingga ibunya Mu Lian dapat terlepas dari kesengsaraan setan-setan lapar itu.

Mu Lian juga berjanji kepada Sang Buddha, bahwa dirinya akan menyembah Sang Buddha, dan murid-muridnya yang berbakti juga harus menyembah dengan menggunakan Yu Lan Pen. Demikian asal usul tradisi Yu Lan Pen Buddha.

Mengenai sembahyang 15 bulan 7 ini, Taoisme memiliki dasar tersendiri, dalam catatan tertulis ; pada suatu hari pejabat daerah mengumpulkan masyarakat dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok orang baik dan orang jahat, kemudian bersama-sama sembahyang di gunung Yi Jin San. Sebelumnya, mereka mengumpulkan bunga, buah-buahan dan barang-barang berharga dari gunung untuk menghias busana. Barang-barang persembahan yang bagus, makanan dan minuman dipersembahkan kepada para dewa. Pada saat itu, setan-setan yang kelaparan dapat menikmati persembahan, sehingga kenyang dan terlepas dari kesengsaraan.

Dalam catatan tersebut tidak disebutkan asal usul Dao Jing, maka hal itu sulit ditelusuri kebenaranyyan. Dari manapun asalnya dari yang dipercaya dan diyakini bahwa Taoisme pada zaman Han dan We tidak ada dasar agamanya, jadi semua merupakan pelajaran dari Buddha.
 
Kita bisa jelas mengetahuinya dari pengertian hari sembahyang tanggal 15 bulan 7 (Zhong Yuan) versi Taoisme, karena tidak boleh berpedoman dari cerita Mu Lian yang menolong ibunya, akibatnya tradisi sembahyang tanggal 15 bulan 7 itu, dalam Taoisme makin lama makin ditinggalkan, sehingga setelah dilakukan pembuktian, dapat diketahui bahwa hal itu adalah merupakan cerita dari Buddha.

Mulanya, hari Sang Yuan menurut pandangan Taoisme menceritakan para dewa yang memberikan rezeki, dan sehingga sekarang hal tersebut masih diyakini. Kemudian sembahyang tanggal 15 bulan 7 (Zhong Yuan) mengandung pengertian setan tanah memberikan pengampunan, tetapi tidak diyakini sebagaimana Mu Lian menolong ibunya dari ajaran Buddha.

Maka tidak heran, kalau hal ini tidak sebesar pengaruh dari ajaran Buddha.
Sementara sembahyang tanggal 15 bulan 10 (Xia Yuan) yang mengandung makna setan air menolong menyelesaikan bahaya, dikarenakan semua daerah sembahyangnya pada tanggal 15 bulan 10. Tetapi sembahyang tanggal 15 bulan 10 (Xia Yuang) malah diabaikan, karena musim dingin sudah tiba, diyakini bahwa setan-setan mulai kedinginan.

Oleh karena itu sembahyang tanggal 1 bulan 10 harus membakar baju kertas atau dinamakan hari sembahyang “bakar baju”. Tradisi seperti ini tidak dilakukan lagi, sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui adanya sembahyang “bakar baju”.(Arw)

1 komentar: